KH Ghozali Syihab Perintis Pesantren Miftahul Huda


SUARAMERDEKA.COM

Tim SMcom1- Jumat, 10 Desember 2021 | 05:18 WIB

 

SIWATU, demikian nama dusun yang berada di wilayah Desa Bumiroso, Kecamatan Watumalang, Kabupaten Wonosobo.

Di persawahan dusun ini dulunya banyak dijumpai batu-batu besar seukuran kerbau. Masjid Senjata Kesuman yang berlokasi di Siwatu Bumiroso, konon didirikan dengan memanfaatkan 29 buah batu besar yang ada di lokasi sekitar.

Pendirian masjid diinisiasi oleh Kiai Abu Naim (Mbah Wali) dan KH Ghozali Syihab pada 1968. KH Ghozali Syihab (1923-1993) adalah putra kedua pasangan Raden Kiai Muhammad Sanusi dan Nyai Karsiyah. Ghozali kecil lahir pada 13 Januari 1923. Setelah menuntut ilmu di sejumlah pesantren, Kiai Ghozali kemudian menetap dan berdakwah di Siwatu hingga merintis berdirinya Pondok Pesantren Miftahul Huda.

Di masa mudanya, Kiai Ghozali adalah komandan Hizbullah Kabupaten Wonosobo. Beliau termasuk sosok yang cukup disegani, baik oleh lawan maupun kawan. Di bidang tasawuf, Kiai Ghozali dikenal sebagai guru alias mursyid tarekat Syadziliyah dan memiliki ribuan jamaah. Adapun sanad tarekat beliau berasal dari KH Ahmad Abdul Haq Watucongol.

Selain pengajaran kitab kuning dan ilmu Alquran, kini Pesantren Miftahul Huda mengelola lembaga pendidikan formal mulai TK hingga SMK: TK Islam Miftahul Huda, SD Islam Miftahul Huda, MTs Al-Ghozali, dan SMK Al-Ghozali. Lembaga pendidikan yang ada di Pesantren Miftahul Huda bernaung di bawah badan hukum Yayasan Pendidikan Islam (YPI) KH Ghozali Syihab. Yayasan ini diketuai oleh Hj Dra Yulia Sri Latifah, putri bungsu Alhmaghfurlah Kiai Ghozali. 

Seiring berjalannya waktu, Pesantren Miftahul Huda terus terus melakukan pembenahan fisik maupun non fisik. Pada awal berdirinya, Kiai Ghozali memimpin pesantren seorang diri. Lain dengan kondisi sekarang, Miftahul Huda telah banyak mengalami perkembangan. Betapa tidak? Saat ini pesantren yang bermarkas di Siwatu itu terdiri dari 11 ma'had, yakni kompleks A hingga K.

Masing-masing ma'had dikelola oleh seorang pengasuh, yakni putra-putri dan tiga orang cucu sebagai penerus perjuangan Kiai Ghozali. Panti Asuhan Daarul Aitam dan Tahkfizul Qur’an menjadi salah satu keunggulan pesantren ini. "Alhamdulillah, sejak 23 Juni 2016 kami telah merintis karantina takhfiz berupa program Satu Bulan Hafal Alquran," kata Hj Dra Yulia Sri Latifah MSi, pengasuh Takhfizul Qur’an pesantren setempat.

Program tersebut, menurut Hj Yulia, cukup mendapat respon masyarakat hingga berkembang cukup pesat. Lebih dari itu, pada September tahun ini pihaknya telah menandatangani nota kesepakatan (Memorandum of Understanding; MoU) dengan Universitas Sains Al-Qur'an (UNSIQ) Wonosobo. "Nantinya, alumni program karantina takhfiz mendapatkan jaminan beasiswa penuh selama kuliah di UNSIQ," pungkasnya.

Usul Brilian

Ternyata, ada benang merah antara keberadaan RSI Wonosobo dengan usul Kiai Ghozali. Itu bermula dari pertemuan ulama-umaro di Kabupaten Wonosobo. Sarasehan alim ulama dan umaro, yang dihelat Yayasan Amal dan Kesejahteraan Umat Islam (baca: Yayasan) pada 29 Agustus 1991, menyepakati perlunya pendirian Rumah Sakit Islam (RSI) Wonosobo. Selaku pimpinan sarasehan, kala itu Bupati Drs H Soemadi MM menyampaikan bahwa pemasukan infaq Yayasan sudah mulai disalurkan ke seluruh wilayah kecamatan.

Merespon paparan Bupati, KH Ghozali Syihab mengusulkan agar pemasukan infaq tidak semuanya dibagi-bagi. Menurutnya, perlu ada penyisihan yang tetap dihimpun di kabupaten untuk keperluan pembangunan yang sifatnya monumental; adapun pembangunan RSI itu sendiri berasal dari ide KH Bajoeri Thoyib, yang kemudian disepakati peserta sarasehan.

(Akhmad Saefudin SS ME, Penulis Buku 17 Ulama Banyumas)

Editor: Andika Primasiwi

https://www.suaramerdeka.com/religi/pr-042120185/kh-ghozali-syihab-perintis-pesantren-miftahul-huda


Total Dibaca

Peta Wilayah

 

Contact Details

Telephone: ‎+62 286 3301757
Email:  desabumiroso@gmail.com
Website: https://bumiroso-watumalang.wonosobokab.go.id

Bumiroso RT 03 RW 03 Desa Bumiroso Kecamatan Watumalang Kabupaten Wonosobo Provinsi Jawa Tengah